May 10, 2025
Spread the love

Berkunjung Kuil Sensoji – Kuil Sensoji merupakan salah satu destinasi wisata sangat terkenal serta sakral di Jepang . Terletak di distrik Asakusa, Tokyo, kuil ini merupakan kuil Buddha tertua di kota tersebut dan menjadi simbol spiritual serta budaya bagi masyarakat Jepang. Didirikan pada abad ke-7, Kuil Sensoji menawarkan pengalaman spiritual yang menyatu dengan nuansa sejarah, budaya lokal, serta keindahan arsitektur tradisional Jepang yang sangat terawat hingga hari ini. Artikel ini akan membahas sejarah, keunikan arsitektur, kegiatan wisata, hingga makna spiritual dari kuil yang menawan ini.

1. Sejarah Kuil Sensoji: Warisan dari Abad ke-7

Legenda dan Asal Usul
Kuil Sensoji dikenal juga dengan nama Asakusa Kannon Temple, dibangun pada tahun 645 Masehi. Legenda menyebutkan bahwa dua orang nelayan bersaudara, Hinokuma Hamanari dan Hinokuma Takenari, menemukan patung Kannon (Dewi Belas Kasih) di Sungai Sumida. Meski berkali-kali dikembalikan ke sungai, patung tersebut selalu kembali kepada mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membangun sebuah kuil kecil untuk memuliakan patung tersebut.

Sejak saat itu, kuil ini berkembang menjadi tempat ibadah penting dan terus diperluas hingga menjadi kompleks keagamaan dan budaya yang kita kenal hari ini.

Masa Kejayaan dan Kerusakan
Pada masa Tokugawa, Kuil Sensoji mendapatkan dukungan penuh dari para shogun dan menjadi pusat keagamaan utama di Edo (nama lama Tokyo).  Menariknya, meskipun banyak bagian rusak, masyarakat Jepang memutuskan untuk membangun kembali kuil ini sebagai simbol perdamaian dan harapan.

Kini, Sensoji tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ikon sejarah yang menggambarkan keteguhan dan ketahanan budaya Jepang di tengah perubahan zaman.

2. Arsitektur dan Kompleks Kuil yang Menawan

Gerbang Kaminarimon: Simbol Utama Asakusa
Perjalanan memasuki Kuil Sensoji dimulai dari Kaminarimon (Gerbang Petir), gerbang megah yang dihiasi lentera raksasa berwarna merah dengan tulisan 雷門 (Kaminarimon). Gerbang ini merupakan titik foto wajib bagi wisatawan dan menjadi lambang dari seluruh kawasan Asakusa.

Konon, kehadiran dua dewa ini melambangkan perlindungan terhadap bencana alam.

Nakamise-dori: Surga Belanja Tradisional
Di sini, wisatawan dapat membeli oleh-oleh khas Jepang seperti yukata, kipas lipat, manisan wagashi, hingga patung Kannon kecil.

Atmosfer di Nakamise-dori sangat memikat, karena memadukan budaya kuno dan keramaian modern dalam satu harmoni. Jalan ini juga merupakan salah satu jalan perbelanjaan tertua di Jepang, yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Gerbang Hozomon dan Aula Utama
Hozomon memiliki dua lantai dan menyimpan berbagai artefak keagamaan penting, termasuk sutra kuno.

Di belakangnya berdiri megah Main Hall (Hondo), tempat utama untuk berdoa. Interior kuil dihiasi dengan lukisan dan ukiran Buddha serta ruang khusus yang menyimpan patung Kannon. Meskipun patung tersebut tidak ditampilkan untuk umum, umat percaya bahwa kehadiran spiritualnya terasa sangat kuat di seluruh kompleks kuil.

Pagoda Lima Tingkat dan Kuil Asakusa Shinto
Di samping aula utama, terdapat Pagoda Lima Tingkat (Goju-no-to) yang menjulang indah. Pagoda ini menjadi tempat penyimpanan relik suci dan hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu. Tak jauh dari sana, juga terdapat Asakusa Shrine, kuil Shinto kecil yang didedikasikan untuk tiga pendiri Kuil Sensoji. Keberadaan kuil Shinto dalam kompleks Buddha ini mencerminkan sinkretisme keagamaan yang khas di Jepang.

3. Aktivitas Wisata dan Budaya di Kuil Sensoji

Berdoa dan Tradisi Omikuji
Mereka biasanya membakar dupa di area khusus, kemudian berdoa sambil menangkupkan tangan. Tak jarang, pengunjung juga mencoba Omikuji, yaitu ramalan kertas Jepang.

Cara mengambil Omikuji cukup unik: pengunjung mengocok silinder bambu hingga keluar batang bernomor, lalu mencocokkannya dengan laci untuk mendapatkan kertas ramalan. Jika mendapatkan ramalan buruk, kertas tersebut diikatkan ke tiang khusus agar nasib buruk tak mengikuti mereka.

Mengenakan Yukata atau Kimono
Mereka berjalan menyusuri Nakamise dan berfoto di depan Kaminarimon atau Pagoda, menciptakan pengalaman yang terasa sangat Jepang.

Festival Sanja Matsuri
Sanja Matsuri menampilkan parade budaya, tarian tradisional, musik taiko, dan bazar makanan. Lebih dari dua juta orang datang tiap tahunnya, menjadikan kuil ini sangat padat dan meriah dalam suasana kebersamaan dan kegembiraan.

Wisata Kuliner Asakusa
Selain menikmati sejarah dan budaya, kawasan sekitar Sensoji juga terkenal dengan jajanan lezat seperti:

Taiyaki (kue ikan isi kacang merah)

Ningyo-yaki (kue kecil berbentuk boneka)

Melonpan (roti manis dengan kulit renyah)

Karaage (ayam goreng khas Jepang)

Kehadiran kuliner ini menjadikan kunjungan ke kuil bukan hanya spiritual, tetapi juga pengalaman wisata kuliner yang menyenangkan.

4. Makna Spiritual dan Simbolisme Kuil Sensoji

Kuil Kannon: Dewi Belas Kasih
Kuil Sensoji didedikasikan untuk Kannon Bosatsu (Avalokitesvara), dewa belas kasih dalam kepercayaan Buddha. Bagi umat Buddha, Kannon adalah pelindung umat manusia yang mendengar doa dan permohonan mereka.

Umat datang ke kuil ini untuk memohon keselamatan, rejeki, jodoh, dan keberuntungan. Kehadiran spiritual Kannon dirasakan dalam setiap ritual, ukiran, hingga ornamen kuil.

Keseimbangan Shinto dan Buddha
Menariknya, di dalam kompleks Sensoji juga terdapat Asakusa Shrine yang menganut ajaran Shinto. Hal ini mencerminkan tradisi sinkretik Jepang yang menggabungkan ajaran Shinto dan Buddha secara harmonis. Banyak warga Jepang yang menjalani ritual pernikahan di kuil Shinto dan kemudian berdoa di kuil Buddha, termasuk di Sensoji.

BACA JUGA : Nikmati Keindahan Jembatan Sino

Kesimpulan: Sensoji, Destinasi yang Menyatukan Hati dan Budaya
Kuil Sensoji bukan sekadar objek wisata. Ia adalah napas dari sejarah panjang Jepang, pusat spiritualitas, dan bukti nyata bahwa nilai-nilai tradisional dapat hidup berdampingan dengan modernitas. Melalui arsitektur megah, aktivitas budaya, kuliner khas, dan makna spiritual mendalam, kuil ini menyatukan manusia dari berbagai latar belakang dalam harmoni yang penuh damai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *